Minggu, 16 Mei 2010

Gejala Sebelum Haid

Gejala sebelum haid

- Perubahan mood tiba-tiba,

- payudara sakit,

- perut begah atau kembung,

- lelah berlebihan,

- mudah tersinggung.

Itu adalah gejala yang mungkin dirasakan beberapa hari sebelum mentruasi.

Diperkirakan, tiga dari empat wanita yang menstruasi mengalami 1 atau lebih gejala PMS. Masalah ini biasanya menyerang wanita di penghujung usia 20-an hingga awal 40-an. PMS muncul dengan pola yang bisa ditebak. Tetapi derajat perubahan fisik dan emosi yang dialami oleh wanita bisa bervariasi pada setiap siklus menstruasi, bisa lebih berat, bisa pula lebih ringan. Selain perubahan mood yang tiba-tiba dan gejala umum lainnya seperti perut kembung dan rasa sakit di payudara, gejala PMS ternyata amat bervariasi, meliputi:

• Pertambahan berat badan karena retensi cairan.
• Ketegangan atau kecemasan.
• Mood depresif: menangis tiba-tiba, mudah marah atau mudah tersinggung.
• Perubahan selera makan dan mengidam.
• Insomnia.
• Rasa sakit pada sendi atau otot.
• Sakit kepala dan rasa lelah berlebihan.

Bagi sebagian wanita, rasa sakit secara fisik dan stres emosional sangat terasa intensitasnya, sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari. Gejala-gejala ini biasanya lenyap ketika menstruasi dimulai.

Tamu Bulanan dan Kualitas Hidup
Meski PMS dialami hampir setiap wanita, jika gejala bulanan yang Anda rasakan mulai menghambat aktivitas, berarti tamu bulanan tergolong sudah mengusik kualitas hidup. Kemungkinan tamu bulanan bukan lagi bernama PMS, tapi PMDD.

PMDD adalah bentuk parah dari PMS dengan gejala termasuk depresi, rasa putus asa, kemarahan, kecemasan, hilangnya percaya diri, kesulitan berkonsentrasi, mudah tersinggung dan ketegangan. Diduga, beberapa wanita yang mengalami PMS parah mungkin juga memiliki kelainan psikiatri, sehingga membutuhkan penanganan ahli.

PMS dan Gaya Hidup
Penyebab PMS secara tepat belum diketahui, tetapi beberapa faktor mungkin turut menyumbang kondisi ini.

Perubahan siklus hormon merupakan salah satunya, karena tanda-tanda dan gejala PMS berubah seiring fluktuasi hormon dan menghilang ketika terjadi kehamilan serta menopouse.

Selain itu, perubahan kimia di otak juga terlihat dalam memicu PMS. Ini bisa dilihat dari fluktuasi serotonin, yang memegang peranan penting dalam menentukan mood, terutama depresi. Diduga, kurangnya kadar serotonin turut menyumbang gejala lain PMS, seperti rasa lelah, mengidam makanan tertentu dan gangguan tidur.

Terkadang, sebagian wanita dengan PMS parah atau PMdd mengalami depresi yang tidak terdiagnosa, walaupun depresi bukanlah penyebab seluruh gejala PMS. Ini sama halnya dengan stres, stres juga dapat memperparah sebagian gejala PMS, namun bukanlah penyebab gejala.

Beberapa gejala PMS dihubungkan dengan rendahnya kadar vitamin dan mineral tubuh. Sejumlah kebiasaan atau gaya hidup juga berperan dalam memperparah PMS, seperti mengonsumsi banyak makanan asin yang dapat menyebabkan retensi cairan juga mengonsumsi alkohol dan minuman berkafein yang dapat menyebabkan gangguan mood serta tingkat energi.

Jangan Mau Dikalahkan PMS.
Anda dapat mengelola, bahkan mengurangi gejala PMS dengan melakukan perubahan pada pola makan dan gaya hidup.